Cara Mudah Membuat Laporan Keuangan Sederhana untuk UMKM dan UKM
Mengelola keuangan dengan baik adalah salah satu kunci utama kesuksesan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM/UKM). Sayangnya, masih banyak pelaku usaha yang belum memiliki laporan keuangan yang rapi dan sistematis karena menganggapnya rumit atau tidak punya latar belakang akuntansi. Padahal, membuat laporan keuangan sederhana bisa dilakukan dengan langkah-langkah praktis.
Berikut ini adalah panduan mudah membuat laporan keuangan sederhana untuk UMKM dan UKM, mulai dari pencatatan transaksi hingga penyusunan laporan akhir.
1. Mengumpulkan dan Mencatat Transaksi pada Jurnal
Langkah pertama adalah mencatat seluruh transaksi yang terjadi dalam usaha. Setiap pemasukan dan pengeluaran harus dicatat secara sistematis di dalam jurnal umum. Beberapa contoh transaksi yang perlu dicatat antara lain:
- Penjualan tunai maupun kredit
- Pembelian bahan baku atau barang dagangan
- Pembayaran gaji karyawan
- Pembayaran sewa atau listrik
- Penerimaan pinjaman usaha
Pencatatan ini sebaiknya dilakukan setiap hari untuk menghindari penumpukan dan kesalahan pencatatan. Jurnal yang rapi akan memudahkan proses penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan di tahap berikutnya.
2. Mengumpulkan Data untuk Membuat Jurnal Penyesuaian
Setelah pencatatan awal, Anda perlu melakukan jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi (bulanan atau tahunan). Penyesuaian ini bertujuan agar laporan mencerminkan kondisi riil keuangan usaha.
Beberapa hal yang perlu disesuaikan antara lain:
- Persediaan akhir barang dagangan
- Penyusutan aset tetap (mesin, kendaraan, dll)
- Biaya dibayar di muka seperti sewa atau asuransi
- Pendapatan diterima di muka
- Utang usaha yang belum dibayar
- Piutang usaha yang belum diterima
Dengan penyesuaian ini, data keuangan menjadi lebih akurat dan sesuai dengan prinsip akuntansi.
3. Membuat Laporan Keuangan
Setelah semua transaksi dicatat dan disesuaikan, kini saatnya menyusun laporan keuangan utama, yaitu:
- Laporan Laba Rugi: Menunjukkan pendapatan, biaya, dan keuntungan usaha dalam periode tertentu.
- Neraca (Balance Sheet): Menunjukkan posisi keuangan pada akhir periode, termasuk aset, utang, dan modal.
- Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement): Menjelaskan aliran masuk dan keluar uang tunai dari kegiatan operasional, investasi, dan pembiayaan.
Laporan-laporan ini memberikan gambaran menyeluruh tentang kondisi keuangan usaha Anda dan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan bisnis.
4. Jenis Buku Pembukuan yang Harus Dimiliki
Untuk mempermudah pencatatan dan pemisahan transaksi, pelaku UMKM dan UKM disarankan membuat beberapa buku pembukuan berikut:
- Buku Arus Kas
Digunakan untuk mencatat semua pemasukan dan pengeluaran tunai, baik harian maupun bulanan. - Buku Persediaan Barang
Berisi catatan stok barang masuk dan keluar agar bisa mengetahui ketersediaan barang secara real-time. - Buku Pembelian
Mencatat semua transaksi pembelian bahan baku atau barang dagang, baik tunai maupun kredit. - Buku Penjualan
Digunakan untuk mencatat hasil penjualan produk atau jasa, termasuk metode pembayaran (tunai atau kredit). - Buku Biaya Produksi
Penting untuk usaha yang memproduksi barang, mencatat biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead produksi. - Buku Utang Piutang
Digunakan untuk mencatat utang kepada supplier dan piutang dari pelanggan, agar tidak terjadi kekeliruan pembayaran atau penagihan.
Dengan memisahkan transaksi ke dalam buku-buku tersebut, Anda akan lebih mudah mengelola keuangan dan membuat laporan dengan cepat dan tepat.
Dapatkan Template Excel Siap Pakai dari Jasa Akuntansi Online
Bagi Anda yang ingin lebih praktis, kini tersedia template pembukuan dalam format Excel yang siap pakai. Template ini mencakup semua jenis buku yang telah disebutkan, mulai dari buku arus kas hingga buku utang piutang.
Template ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan model usaha Anda, baik itu usaha dagang, jasa, atau produksi. Anda bisa menghubungi penyedia jasa akuntansi online untuk mendapatkan file tersebut dan mulai menerapkan pencatatan yang lebih profesional, tanpa perlu memahami rumus-rumus akuntansi yang rumit.
Dengan pencatatan keuangan yang baik, UMKM dan UKM akan lebih mudah berkembang, mendapatkan kepercayaan investor, hingga memperoleh akses permodalan dari lembaga keuangan. Jadi, mulailah dari sekarang dengan laporan keuangan sederhana namun efektif!